BAB II. KARTOGRAFI
Oleh:
Ir. Yuwono, MS –
Prodi Teknik Geodesi FTSP – ITS Surabaya
2.1
Pengertian Kartografi
Kartografi didefinisikan sebagai gabungan dari ilmu,
seni dan teknik dalam pembuatan (penggambaran) peta. Pengertian ilmu, seni dan
teknik dapat diuraikan lebih terperinci lagi sebagai berikut :
- Ilmu : penentuan ukuran kertas (Ao, A1, A3 dan sebagainya), simbol yang digunakan, ukuran pena / pensil / rapido yang digunakan dan jenis kertas yang digunakan (kertas,kalkir, drafting film) dll.
- seni : penghalusan gambar, pewarnaan gambar, penggunaan symbol, penggunaan huruf dll
- teknik : pengeplotan objek (titik, pohon, bangunan dll.), interpolasi kontur (bila menggunakan cara manual), pembuatan grid, sistem koordinat, legenda dll
Sedangkan tujuan Kartografi adalah mengumpulkan dan
menganalisis data dari hasil ukuran dari berbagai pola / unsur permukaan bumi
dan menyatakan secara grafis dengan skala yang sedemikian rupa sehingga
unsur-unsur tersebut dapat terlihat dengan jelas, mudah dimengerti dan
dipahami.
2.2 Sejarah Peta
Peta yang sekarang sering kita lihat dan jumpai baik di toko
buku, di Instansi, Perguruan Tinggi dan sebagainya pada saat ini umumnya
penampilannya relatip menarik. Apabila ditengok kebelakang, keberadaan peta
pada zaman dahulu tidaklah sebaik saat ini dari segi penampilan, hal ini karena
keterbatasan peralatan maupun perlengkapan yang ada pada saat itu. Akan tetapi
tentang bentuk dan ketelitiannya apakah sejelek yang diperkirakan? Jawabannya
sangat relatif, artinya bergantung pada peta zaman sekarang yang akan
dibandingkan dengan peta pada zaman dahulu, karena dapat saja peta saat ini
dibuat asal jadi, lalu dihiasi dengan warna-warni supaya terlihat menarik
(tetapi ketelitian geometris maupun koordinatnya sangat kecil).
2.3
Pengertian dan Fungsi Peta
Bermula dari ketersediaan peta,
selanjutnya proses perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan fisik (terutama) dapat
berjalan dengan baik. Peta yang beredar di masyarakat cukup banyak ragamnya, tetapi
belum tentu peta yang didapatkan sesuai
dengan apa yang diinginkan. Misalnya saja pengguna peta ingin merencanakan
suatu tempat untuk rencana pengolahan limbah industri serta lokasi
pembuangannya. Untuk keperluan tersebut didapatkan peta topografi dengan skala
1 : 50.000. Pertanyaannya apakah dengan peta tersebut sudah cukup? ataukah
masih membutuhkan peta lain yang lebih mengenai sasaran dalam arti lebih besar
skalanya, lebih banyak dan detail tampilan obyek-obyeknya dan sebagainya.
Sebelum
membahas lebih jauh tentang peta, maka apa yang dimaksud dengan peta? Apa
fungsi dan kegunaan peta? Peta merupakan sumber informasi. Sehingga dengan
adanya peta seharusnya orang menjadi mengerti atau lebih mengerti dari sebelum
mendapatkan peta, tetapi kalau dengan keberadaan peta malah membuat orang menjadi
tidak mengerti dan bingung, maka peta tersebut dapat dikatakan peta yang tidak
atau kurang baik. Kurang baik disini diartikan sebagai kurang komunikatif,
kurang teliti, kurang penjelasan dan sejenisnya.
Fungsi
peta secara umum dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian utama yaitu memperlihatkan
posisi (baik posisi horisontal maupun posisi vertikal dari suatu tempat), memperlihatkan ukuran, memperlihatkan
bentuk dan menghimpun dan menseleksi. Sedangkan kegunaan peta antara lain untuk perencanaan peletakan
bangunan-bangunan fisik (jalan, gedung, jembatan, dam, pelabuhan), perencanaan
peletakan mesin-mesin berat, perencanaan pematokan (staking out) yaitu merealisasikan gambar di peta untuk diukur di
lapangan, hitungan volume dan luas, perencanaan tata ruang (RTRW, RDTRK, RTRK)
dll.
2.4 Penggolongan Peta
Secara
garis besar, peta dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan :
- sifat
Berdasarkan sifatnya, peta dapat dikelompokkan menjadi 2
(dua) bagian yaitu:
§ Peta
topografi
Peta topografi dimaksudkan sebagai gambaran yang
merupakan sebagian atau seluruh permukaan bumi yang digambar pada bidang datar
dengan cara tertentu dan skala tertentu yang mencakup unsur-unsur alam saja, unsur buatan manusia saja atau keduanya. Contoh
unsur-unsur alam adalah gunung, sungai, danau, laut, vegetasi dan sebagainya.
Sedangkan contoh unsur-unsur buatan manusia adalah rumah, jembatan, gardu
listrik, gudang, pelabuhan dan sebagainya.
§ Peta
tematik
Peta tematik dimaksudkan sebagai peta
yang memuat atau menonjolkan tema (unsur) tertentu. Walaupun temanya tertentu,
tetapi sering peta tersebut membutuhkan "tempat" untuk wadah peta ini
yaitu peta topografi. Oleh karena itu terkadang dalam peta tematik masih ada
beberapa unsur pada peta topografi yang ikut pada lembar peta tersebut.
Contoh peta tematik:
o peta
jaringan (jaringan pipa air minum, peta jaringan jalan, jaringan
telekomunikasi, jaringan listrik, jaringan irigasi dll)
o peta
ketinggian (kontur, Digital Terrain Model / Digital Elevation Model)
o peta
tata guna lahan (land use) seperti sawah, hutan, kebun, ladang
o peta
penyebaran penduduk
o peta
batas administrasi, dll.
- Macam
Berdasarkan macamnya, peta dapat digolongkan menjadi 2
(dua) bagian yaitu :
§ Peta
garis
Peta garis didapat dari survei lapangan yaitu pengukuran
di lapangan yang selanjutnya dihitung dan terakhir disajikan dalam bentuk
plotting pada kertas, kalkir ataupun pada drafting
film. Ada
pula peta garis yang didapat dari foto udara yang diproses dengan cara
mengeplotkan hasil foto tersebut sedemikian rupa sehingga tergambar menjadi
peta garis.
§ Peta
foto
Peta foto didapat dari survei udara yaitu melakukan
pemotretan lewat udara pada daerah tertentu dengan aturan fotogrametris
tertentu. Sebagai gambaran pada foto
dikenal ada 3 (tiga) jenis yaitu foto tegak, foto miring dan foto miring
sekali. Yang dimaksud dengan foto tegak adalah foto yang pada saat pengambilan
objeknya sumbu kamera udara sejajar dengan arah gravitasi( tolerensi <3o), sedangkan
yang disebut dengan foto miring sekali
apabila pada foto tersebut horison
terlihat. Untuk foto miring, batasannya adalah antara kedua jenis foto
tersebut. Secara umum foto yang digunakan untuk peta adalah foto tegak (Wolf,
1974).
- Skala
Pembagian peta berdasarkan skalanya masih belum ada
kesepakatan antara ahli. Salah satu pendapat yang membagi peta berdasarkan
skalanya, peta tersebut dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu
§ Skala
besar
Peta dikatakan skala besar jika bilangan skalanya kurang
dari atau sama dengan 10000 atau skala
1 : 10000

§ Skala
sedang
Peta dikatakan skala sedang jika bilangan skalanya lebih
dari 10000 sampai dengan kurang dari atau sama dengan 100000 atau skalanya
antara 1 : 10000 > skala sedang
1 : 100000

§ Skala
Kecil
Peta dikatakan skala kecil jika bilangan skalanya lebih
besar dari 100000 atau skalanya < 1 : 100000
2.5 Desain dan Tata Letak Peta
Desain peta memegang peranan penting dalam hal
menciptakan peta yang menarik. Peta yang indah, menarik, warna-warni yang bagus
perlu diperhatikan apakah peta tersebut memang baik secara geometris maupun kartografis.
Kalau tidak, maka peta tersebut hanya merupakan "hiasan" saja tanpa
memberi arti posisi dan informasi yang benar. Jadi peta yang baik haruslah
mencakup kebenaran dari segi geometris dan kartografis dan ditunjang adanya
desain dan penampilan yang menarik. Untuk menghasilkan peta yang semacam ini
barangkali relatif mahal dari segi biaya. Misalnya dengan adanya kombinasi
warna, tentunya akan lebih mahal dibanding dengan peta
"hitam-putih".
2.5.1 Pertimbangan Dalam
Mendesain Peta
Ada
beberapa pertimbangan dalam mendesain peta, pertimbangan tersebut meliputi maksud
dan tujuan peta, skala peta, penyajian symbol, proyeksi peta, warna yang
digunakan, jenis dan ukuran huruf dan angka serta tata letak informasi tepi. Oleh
karena itu banyak sekali peta yang beredar di masyarakat dengan berbagai bentuk, simbol, warna dan
lain sebagainya. Hal ini sah-sah saja asal sesuai dengan kaidah kartografi yang
berlaku yaitu bahwa peta merupakan sumber informasi yang harus dapat membuat
jelas bagi penggunanya, kebenaran geometris dan penyajian yang menarik.
2.5.2 Tata Letak Informasi
Pada Peta
Setiap lembar peta yang disebut juga dengan blad peta,
berisi beberapa informasi yang menerangkan tentang peta itu sendiri serta bagian-bagian
atau tata letak dari informasi yang menerangkan isi peta tersebut. Umumnya tata
letak informasi pada peta meliputi :
- muka peta : tempat dimana seluruh gambar (yang dipetakan)
- informasi batas : berada di daerah batas yang mencakup grid, graticule dan arah/tujuan
- informasi tepi : mencakup skala (grafis, numeris), dasar tinggi, arah orientasi, nomor peta, lembar peta, jenis proyeksi, sejarah peta, referensi yang digunakan, sistem satuan yang digunakan
- garis batas dan garis tepi
Bagian-bagian
tata letak informasi peta dapat dilihat pada gambar berikut ini
Gambar 2.1 Tata
Letak Informasi Peta
Referensi
Aziz,
Lukman (tt). Semiologi. Jurusan
Teknik Geodesi ITB Bandung
Aziz,
Lukman dan Rahman, Ridwan (1979). Pemetaan
Tematik. Jurusan
Teknik Geodesi ITB Bandung
Villanueva,
K.J. (1984). Kartografi. Jurusan
Teknik Geodesi ITB Bandung
Wolf,
Paul R. (1974). Elements of
Photogrammetry. Mc Graw-Hill. Tokyo
Yuwono
(2000). Kartografi Dasar. Program Studi Teknik Geodesi FTSP-ITS
Surabaya